Home » » Memiliki Keterbatasan, Safrina Wujudkan Mimpi Menjadi Magister

Memiliki Keterbatasan, Safrina Wujudkan Mimpi Menjadi Magister

Diposkan oleh damar pada Wednesday, November 9, 2016 | 3:23 PM

KABARBANGSA.COM---Kesuksesan adalah akumulasi dari keinginan dan kerja keras. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang dalam meraih apa yang dicita-citakan.

Prinsip hidup itulah yang dipegang kuat-kuat oleh Safrina Rovasita. Meskipun sejak kecil mengalami cerebral palsy, yaitu kelumpuhan otak besar yang biasanya ditandai dengan kekakuan dan gangguan saraf lainnya, Safrina tetap tekun belajar hingga menorehkan prestasi besar yang membanggakan.

Memiliki keterbatasan dalam berbicara bukanlah penghalang bagi Safrina dalam meraih cita-cita. Itulah sebabnya, saat menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi, banyak yang tidak percaya bahwa perempuan kelahiran Sleman, 1 Mei 1985 ini akan berhasil meraihnya. Apalagi sampai menjadi magister yang tentu saja membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang maksimal.

"Motivasi dan dorongan dari orangtua adalah segala-galanya. Merekalah yang selalu membantu saya sejak kecil hingga kini lulus sebagai magister," ujar Safrina yang telah menyelesaikan program magister di sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kemarin.

Sumber Gambar: dok.kabarbangsa.com
Masuk di prodi Pendidikan Islam dengan konsentrasi Bimbingan konseling Islam kelas mandiri pada tahun 2014, Safrina menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. Ia lulus tepat waktu dengan predikat yang sangat memuaskan. Dengan usaha keras dan kegigihannya kuliah tersebut ditempuh dalam waktu 2 tahun dan mendapat IPK 3,77 serta berhak mendapat gelar M.Pd.

"Saya kuliah S2 setiap hari sabtu dan minggu, karena saya mengajar. Ya, alhamdulillah segalanya berjalan lancar. Para dosen dan pegawai banyak yang membantu saya," kenangnya.

Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Safrina memiliki tekad yang kuat dan semangat yang berlipat. Spirit kompetitif dan pantang menyerah adalah prinsipnya. "Semuanya menarik, menantang saya untuk tetap berusaha sebaik mungkin. Akan tetapi, satu hal yang tidak pernah saya lupakan sepanjang hidup saya adalah waktu pertama kali kuliah di semester 1. Waktu itu ada jadwal kuliah malam kira-kira pukul 17.00-20.00.  Ibu yag mengantar, lalu menunggu. Saya sangat kasihan. Apalagi saat hujan," kisahnya.

Safrina mengaku, saat kuliah di Program Pasca sarjana UIN, ia juga mengajar di SLB sebagai guru tetap di Yayasan SLB Yapenas, Condongcatur, Sleman. Selain itu, Safrina juga aktif di organisasi difabel khususnya di Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) Yogyakarta.

Untuk menyalurkan bakat kreativitasnya dalam menulis, Safrina aktif dalam sejumlah komunitas dan organisasi. Salah satunya ialah Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta. Dari sinilah ia belajar menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. "Menulis bagi saya sangat penting karena dapat membantu saya menyampaikan ide-ide saya yang bermunculan di kepala, dan bila tidak dikeluarkan kepala saya menjadi pusing," tuturnya.

Sejak menempuh kuliah S-1 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Safrina mengaku memiliki hoby menulis. Kecitaannya pada dunia literasi tidak disia-siakannya. Setiap saat Safrina meluangkan waktu untuk menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya ini, Safrina dua kali menjuarai Lomba Karya Tulis Mahasiswa di UNY pada tahun 2008.

Tulisan-tulisanya yang bernas dan reflektif seringkali menghiasi media massa. Safrina rajin mengirimkan karya-karyanya ke sejumlah koran dan majalah. Ia seolah tak puas dalam mengejar prestasi. Tahun 2011, Safrina pernah meraih juara 2 lomba menulis kisah nyata tentang Merapi se-DIY dan JawaTengah.

Kini, setelah meraih mimpinya menjadi magister, Safrina mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar di Yayasan SLB Yapenas sembari terus mengasah kreativitasnya dalam menulis. (Lis/Yus)


Artikel Terkait:

0 comments :

Post a Comment