Kampung ini masih semanis senyummu, Alfreda. Senyum yang memberiku ranum di luar musim, di tangkai kering. Tidak ada limbah di sini, polusi udara dan tumpukan sampah, seperti di kotaku. Hanya pucuk-pucuk daun bertaut, udara bertiup lembut, burung-burung berkicau saling bersahut; mengajarkan hidup.
Kampung ini masih seanggun wajahmu, Alfreda. Wajah yang terus memburu sampai ke batas doa. Tidak ada ceropong pabrik, gedung bertingkat dan rumah kaca yang membakar sekitar, seperti di kotaku. Hanya perdu-perdu kecil di tengah hamparan sawah, pematangnya serupa gurat pada lehermu. Para petani berdiam setelah bercocok tanam. Begitu juga pantai dengan bentangan pasir putih, seperti lembaran kitab suci.
Sumber Gambar: z4lf4.wordpress.com |
Kampung ini masih setulus cintamu, Alfreda. Cinta yang membuatku semakin berharga, melayang jauh, melintasi batas demi batas. Tidak ada pemerkosaan di sini, kemacetan dan perampokan, seperti di kotaku. Hanya ada senyum dan salam saat berjumpa, sambil menundukkan kepala dan dada.
Kampung ini masih sepenuhnya engkau, Alfreda. Engkau yang bertahan dalam hatiku. Maukah kau tinggal bersamaku di kampung ini, sampai maut menemukan kita?
2015
0 comments :
Post a Comment