KABARBANGSA.COM---Sudah tidak asing lagi, persoalan-persoalan agama selalu muncul di setiap Pilkada, Pilpres, Pilpres, dan pil-pil selanjutnya. Kalangan muslim fanatik selalu memanfaatkan issue agama untuk mengcounter lawan politik yang ditidak disukainya.
Tak terkecuali Felix Siauw, secara terang-terangan ia mengkultweet yang ditujukan kepada cagub DKI Jakarta yang kini masih menjadi Gubernur di DKI. Felix dengan sangat lugas mengatakan melalui akun @felixsiauw sebagai berikut:
"Maka kita sampaikan pada Ahok, ini bukan rasis, Muslim tak diajarkan membenci ras, tapi membenci kekafiran, kesombongan dan kedzaliman"
Baca juga: Gus Sahal: Gara-Gara Banyak Baca Buku Felix Siauw 'Udah Putusin Aja', Akhirnya PAN Cerai Dari KMP
"Wajar ummat Muslim tersakiti, tersinggung, terluka, dan marah, sebab dia sendirilah yang selalu memulai menyinggung isu agama."
"Pertama, demi keselamatan dirinya, Ahok selayaknya memberi pernyataan maaf kepada ummat Islam,"
"Sebab yang dilakukannya bukan perkara ringan dalam Islam, namun perkara berat dan besar"
Baca juga: Syarif Ja'far Baraja: JIL dan Islam Nusantara Tidak Bersyukur dan Suka Melupakan Allah
Kenyataan tersebut sungguh sangat ironis, bahwa sebuah pemilihan kepala daerah maupun gubernur merupakan jabatan politik, bukanlah jabatan agama. Jabatan politik yang dibaurkan dengan persoalan-persoalan agama, akan menjadikan agama menjadi lacur.
Contoh paling kongkrit adalah masa kejayaan Ottoman, di mana di dalamnya banyak terjadi interest personal maupun politik yang dimasukkan dalam pandangan agama, dicarikan dalil hukumnya berdasarkan kehendak kepentingan maupun kehendak politik.***(yip/haq/sip)
Tak terkecuali Felix Siauw, secara terang-terangan ia mengkultweet yang ditujukan kepada cagub DKI Jakarta yang kini masih menjadi Gubernur di DKI. Felix dengan sangat lugas mengatakan melalui akun @felixsiauw sebagai berikut:
Sumber Gambar: dok.kabarbangsa.com/felixsiauw |
Baca juga: Gus Sahal: Gara-Gara Banyak Baca Buku Felix Siauw 'Udah Putusin Aja', Akhirnya PAN Cerai Dari KMP
"Wajar ummat Muslim tersakiti, tersinggung, terluka, dan marah, sebab dia sendirilah yang selalu memulai menyinggung isu agama."
"Pertama, demi keselamatan dirinya, Ahok selayaknya memberi pernyataan maaf kepada ummat Islam,"
"Sebab yang dilakukannya bukan perkara ringan dalam Islam, namun perkara berat dan besar"
Baca juga: Syarif Ja'far Baraja: JIL dan Islam Nusantara Tidak Bersyukur dan Suka Melupakan Allah
Kenyataan tersebut sungguh sangat ironis, bahwa sebuah pemilihan kepala daerah maupun gubernur merupakan jabatan politik, bukanlah jabatan agama. Jabatan politik yang dibaurkan dengan persoalan-persoalan agama, akan menjadikan agama menjadi lacur.
Contoh paling kongkrit adalah masa kejayaan Ottoman, di mana di dalamnya banyak terjadi interest personal maupun politik yang dimasukkan dalam pandangan agama, dicarikan dalil hukumnya berdasarkan kehendak kepentingan maupun kehendak politik.***(yip/haq/sip)
0 comments :
Post a Comment