KABARBGANGSA.COM---Persoalan poligami merupakan perkara syariat yang banyak menimbulkan perdebatan sengit di kalangan umat Islam. Sebagian kelompok tertentu justeru berupaya untuk membolehkan bahkan menghukuminya dengan sunnah.
Hal tersebut tentu banyak ditolak oleh para aktivis perempuan, salah satunya yang menolak adalah Labibah Zain. Baginya, orang yang melakukan poligami adalah mereka yang telah gagal menjaga hawa nafsunya. Sebab kebanyakan mereka yang berpoligami justeru tidak melalui pertimbangan yang matang.
Labibah mengungkapkan melalui akun tweetternya @labibahzain : " Yg melakukan poligami adlh org yg kalah dlm menaklukan hawa nafsu. Dia bermasalah dgn 'manajemen kelamin'"
Memang tidak sedikit orang yang melakukan poligami, justeru mereka keteteran di sisi sosial dan pendidikan anak-anak mereka. Ketika mereka punya anak banyak, justeru anaknya tidak disekolahkan dengan sebaik-baiknya. Mereka melakukan itu hanya karena menafsirkan ayat poligami secara parsial, sehingga banyak pelaku poligami hanya memproduksi anak-anak zaman yang lemah.
Banyak mempertanyakan kepada Labibah terkait dengan pernyataannya itu, bagaimana jika konteksnya adalah Nabi Muhammad Saw. Labibah pun menyatakan secara tegas, konteks Nabi Muhammad sangat berbeda dengan konteks saat ini.
Jika tujuan berpoligami adalah untuk menyelamatkan janda-janda dan anak yatim, menurut Labibah saat ini sudah banyak panti asuhan yang perhatiannya lebih bagus dibandingkan dengan poligami. Terntu pernyataan ini tidak menjadi kabar baik bagi para pejuang poligami.
Hal tersebut tentu banyak ditolak oleh para aktivis perempuan, salah satunya yang menolak adalah Labibah Zain. Baginya, orang yang melakukan poligami adalah mereka yang telah gagal menjaga hawa nafsunya. Sebab kebanyakan mereka yang berpoligami justeru tidak melalui pertimbangan yang matang.
Sumber Gambar: dok.labibahzain |
Memang tidak sedikit orang yang melakukan poligami, justeru mereka keteteran di sisi sosial dan pendidikan anak-anak mereka. Ketika mereka punya anak banyak, justeru anaknya tidak disekolahkan dengan sebaik-baiknya. Mereka melakukan itu hanya karena menafsirkan ayat poligami secara parsial, sehingga banyak pelaku poligami hanya memproduksi anak-anak zaman yang lemah.
Banyak mempertanyakan kepada Labibah terkait dengan pernyataannya itu, bagaimana jika konteksnya adalah Nabi Muhammad Saw. Labibah pun menyatakan secara tegas, konteks Nabi Muhammad sangat berbeda dengan konteks saat ini.
Jika tujuan berpoligami adalah untuk menyelamatkan janda-janda dan anak yatim, menurut Labibah saat ini sudah banyak panti asuhan yang perhatiannya lebih bagus dibandingkan dengan poligami. Terntu pernyataan ini tidak menjadi kabar baik bagi para pejuang poligami.
0 comments :
Post a Comment