Apa jadinya
jika penulis buku dimeja hijaukan? Apa jadinya jika penulis dihadapkan pada
pisau hukum karena dianggap membocorkan rahasia negara adi daya? Seorang
tentara Amerika yang tergabung dalam operasi Navy SEAL yang terlibat dalam
penyergapan teroris Osama bin Laden di kota Abottabad, Pakistan, pada bulan Mei
2011 lalu. Michael Owen adalah nama samaran dari petinggi tentara AS itu, Owen
adalah nama samaran dari Matt Bissonette yang menulis buku berjudul No Easy
Day: The Firsthand Account of the Mission That Killed Osama Bin Laden. Matt
dan semua yang terlibat dalam penerbitan buku ini dituntut oleh Pentagon.
Ini menambah
catatan hijau bahwa tidak semua tentara yang ikut dalam sebuah misi operasi,
hati nuraninya bisa menerima dengan tulus. Matt menjadi salah satu saksi atas
kematian Osama. Ia bahkan menulis dalam bukunya, Osama ditembak di kepalanya
setelah ia melongok dari kamar tidurnya, padahal belum dipastikan apakah ia
membawa senjata atau tidak. Versi sebelumnya yang dilontarkan ke media, Osama
ditembak ketika ia menunduk menuju kamar tidur, karena diduga mengambil
senjata.
Sebuah buku
sebelumnya juga terbit tentang konspirasi pembunuhan Osama berjudul SEAL
Target Geronimo yang ditulis oleh Chuck Pfarrer. Geronimo adalah kata sanda
yang dipakai SEAL untuk operasi penangkapan Osama. Buku yang masuk 20 buku
terlaris sepekan versi Amazon ini menyatakan bahwa Osama tewas dalam sembilan
puluh detik. Namun petinggi tentara AS lagi-lagi menolak dengan pernyataan
tersebut dan menganggap bahwa statemen tersebut hanya fiksi belaka. Sementara
Gedung Putih memberitakan bahwa sebuah tim kecil menyerang, diturunkan dari
helikopter ke tempat persembunyian Osama, ia tertembak di dada dan kepala, dan
ia tidak membalas. (Reuthers, 3/5/2011).
Peristiwa yang
lebih menarik lagi adalah ketika seorang tentara AS mengundurkan diri karena
menolak perang, namanya Drew Cameron. Lelaki yang terlibat dalam invasi As ke
Irak pada tahun 2003 ini mengatakan sebagaimana yang dikutip M. Sanusi
(2010:15) dalam buku Aku Terpaksa Membunuh, Kisah-kisah Getir Para Veteran
yang Mengutuk Perang: “The story of the fiber, the blood, sweat
and tears the months of hardship and brutal violence are held within those old
uniforms. The uniforms often become inhabitans of closets or boxes in the
attic. Reclaiming that assoaciation of subordination of walfare and service in
to something collective anda beautiful is our inspiration”.
Ia kemudian
bergabung dengan sebuah organisasi Iraq Veterans Againts War (IVAW), yang
kemudian membuat sembilan alasan penting untuk mengembalikan mentalnya dan yang
melandasinya mengundurkan diri menjadi meliter AS. Pertama, perang Irak
berdasarkan kebohongan dan penipuan. Kedua, perang Irak melanggar hukum-hukum
internasional. Ketiga, perang irak dikendalikan oleh motif-motif
keuntungan korporasi (corporate profiteering). Keempat, banyaknya
kematian warga sipil Irak. Kelima, tentara berhak menolak perang ilegal.
Keenam, para tentara menghadapi ancaman kesehatan serius akibat alpanya
negara. Ketujuh, peperangan di Irak menyebabkan jutaan tentara dan
keluarganya terpisah. Kedelapan, meliter menggunakan rasisme dan
diskriminasi sebagai alat. Sembilan, hari ini, pemuda menghadapi cara
kekerasan dalam rekrutmen tanpa tahu fakta yang sebenarnya.
Sejarah Gelap Buku
Sejarah gelap buku
di dunia tentu tidak hanya terjadi sekarang di negeri yang selalu menyerukan
demokrasi di dunia ini. Di Jerman, pada zaman Nazi, Hitler membakar ribuan
buku, pemikiran para intelektual diseragamkan, serta ratusan penulis dipenjara,
malah buku yang berjudul Mein Kampf karya Adolf Hitler yang menyebarkan
kebencian dijual bebas di toko buku. Jauh sebelum itu, di Tiongkok pada tahun
213 SM, Kaisar Shing Huang Ti memerintahkan untuk membakar karya-karya para
sarjana pada waktu itu, menghukum mati 500 sarjana, dan mengasingkan sarjana
yang dianggap telah menentang kekuasaannya. Salah satu karya besar Konfusius
yang berjudul Analect masuk dalam pembakaran itu.
Saya lalu
teringat lagi pada seorang sastrawan hebat dari Prancis, Marquis De Sade, yang
biografinya difilmkan berjudul the Quils. Ia adalah seorang pengarang
sastra erotis dan filsafat. Salah satu karyanya berjudul Justine (1791),
Juliette (1797), dan dalam Idées Sur Les Romans (1800) ia
mengatakan bahwa untuk menggambaran novelistik, terdapat pada hubungan inses
penulis dengan alam, untuk mewujudkannya menghindari keterbatasan, melanggar
batasan adat, dan pengetahuan. Atas dasar keanehan dari perilakunya itulah
serta buku-bukunya yang kontroversial pada waktu itu kemudian bukunya dibakar.
Pada tahun 1772, ia dijerat hukuman mati, namun ia bisa meloloskan diri ke
Itali.
De Sade masih
aktif menulis dipenjara, hasil-hasil karyanya dikirimkan melalui seorang kurir
atau seorang wanita pencuci seprei di penjara itu untuk diberikan kepada
seorang lelaki berkuda yang menerbitkan karyanya. Gereja pada waktu itu
menganggapnya sebagai karya pornografi dan menginspirasi para pembacanya untuk
memberontak terhadap gereja, sehingga karya-karya De Sade dibakar
Ketika penulis
tidak diberi ruang berekspresi hanya karena ada alasan idealisme lain yang
berbeda dan kemudian ada tuntutan hukum sebagaimana yang akan dilakukan
Pentagon terhadap Matt, tentu saja perkembangan pengetahuan, perkembangan
penelitian menjadi beku dan fakta pelan-pelan akan kabur. Matt berusaha
mengungkapkan kesakitannya atas kenyataan itu, bahwa membunuh seseorang yang
tidak memegang senjata adalah sebuah pelanggaran hukum internasional. Namun buku
itu oleh Pentagon dianggap sebagai sebuah kriminalitas. Seharusnya buku itu
menjadi sebuah kritik, agar perjalanan meliter AS bisa semakin rapat
barisannya. Saya kira, meskipun tentara seharusnya memiliki hak yang sama
sebagai manusia untuk mengekspresikan pikiran-pikiran dan kegelisahannya agar
negeri adi daya pejuang demokrasi itu benar-benar bisa bersikap demokratis,
jika demikian lebih bijaksana, bukan?
Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzbdwUSGUSOq7bTAz_-KKmNXvG95mvIKpQWG6-L8pc8UOZ2MWGqB5TUZja9TMK73yBqd2tTzh7rbSLr_1yNPo1uxF8-EhYHQ2AIc6Fzn6rx3E5gwXJrFiZ6fvZxJ8qCdj9GxCrrpITQee8/s1600/libra.jpg
0 comments :
Post a Comment