KABARBANGSA.COM---Adanya perdebatan terkait pembangkit listrik di negeri ini memunculkan banyak perdebatan. Bahkan baru-baru ini dari jajaran pemerintah, Rizal Ramli telah melontarkan kritik perihal Pembangkat Listrik sebesar 35.000 megawatt.
Namun analisa pemerintah tersebut dikritik oleh Tiffatul Sembiring melalui akun twitternya @tifsembiring yang menunjukkan beberapa alternatif sikapnya yang memilih Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang tentu saja memiliki resiko radiasi yang luar biasa.
Yang mana yang akan dipilih oleh pemerintah, sebagai solusi menambah kebutuhan daya listrik di dalam negeri. Berikut kicauan-kicauan mas bro Tifatul:
"PLTU: Pembangkit Listrik Tenaga Uap, investasi besar. Pakai batubara, produksi maksimum 800-1.000 MW. Modal per-Kwh dibawah harga jual."
"PLTD dan PLTG pengerjaannya cepat. Tapi biaya operasinya plg mahal. Ada solar, maka listrik bisa dihasilkan. Model ini boros anggaran."
"PLTS potensi besar, sinar matahari tersebar di mana2, tapi investasi juga besar. Untuk jangka panjang ini bagus. Harga cell masih tinggi"
"Dari alternatif pilihan2 tersebut, maka yang paling mungkin dicapai 5 tahun ini, hanya dengan PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir."
"Bangun PLTN di 5 lokasi masing2 berkapasitas 10.000 MW. Cari pulau yg relatif aman dari bencana alam seperti gempa, gunung meletus dll."
Dengan ide tersebut, Tifatul memilih mengorbankan sebuah pulau yang menurutnya aman dari gempa. Padahal lingkungan dan manusia tetap menjadi ancaman meskipun jaraknya sangat jauh.
Namun analisa pemerintah tersebut dikritik oleh Tiffatul Sembiring melalui akun twitternya @tifsembiring yang menunjukkan beberapa alternatif sikapnya yang memilih Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang tentu saja memiliki resiko radiasi yang luar biasa.
Sumber Gambar: www.suaramerdeka.com |
"PLTU: Pembangkit Listrik Tenaga Uap, investasi besar. Pakai batubara, produksi maksimum 800-1.000 MW. Modal per-Kwh dibawah harga jual."
"PLTD dan PLTG pengerjaannya cepat. Tapi biaya operasinya plg mahal. Ada solar, maka listrik bisa dihasilkan. Model ini boros anggaran."
"PLTS potensi besar, sinar matahari tersebar di mana2, tapi investasi juga besar. Untuk jangka panjang ini bagus. Harga cell masih tinggi"
"Dari alternatif pilihan2 tersebut, maka yang paling mungkin dicapai 5 tahun ini, hanya dengan PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir."
"Bangun PLTN di 5 lokasi masing2 berkapasitas 10.000 MW. Cari pulau yg relatif aman dari bencana alam seperti gempa, gunung meletus dll."
Dengan ide tersebut, Tifatul memilih mengorbankan sebuah pulau yang menurutnya aman dari gempa. Padahal lingkungan dan manusia tetap menjadi ancaman meskipun jaraknya sangat jauh.
0 comments :
Post a Comment