Home » » Kesetiaan Sepasang Cicak

Kesetiaan Sepasang Cicak

Diposkan oleh damar pada Saturday, August 8, 2015 | 3:16 AM

Oleh : Azizah Hefni

Suatu kali, seorang pemuda berkebangsaan Jepang sedang merenovasi rumahnya. Ia merobohkan tembok rumahnya—rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang dibuat dari kayu.  Ketika tembok itu mulai roboh, pemuda itu melihat seekor cicak terperangkap di antara ruang kosong itu. Cicak  tersebut terperangkap karena di kakinya melekat sebuah paku.

Pemuda itu merasa iba sekaligus heran. Ia lalu memperhatikan paku itu. Ternyata paku itu telah berkarat. Itu artinya, usia paku itu sudah sangat lama. Pemuda itu tiba-tiba meyakini  jika paku  tersebut ia tancapkan saat pertama kali membangun rumahnya dulu. Tepatnya, sepuluh tahun silam.
ilustrasi cicak
Sumber Gambar: lakonhidup.wordpress.com

Betapa kagetnya si  pemuda! Ia tak habis pikir, bagaimana cicak tersebut bisa bertahan hidup di ruangan gelap dengan paku menancap di kakinya selama sepuluh tahun? Cicak itu tidak bisa bergerak. Ia tidak mungkin bisa mencari makan.  Sungguh mustahil dan tidak masuk akal jika cicak itu masih tetap hidup!
Di tengah kebingungannya, tiba-tiba muncul seekor cicak dengan makanan di mulutnya. Pemuda itu lalu menyembunyikan kepalanya dan terus mengamati gerak-gerik  cicak yang baru saja datang tadi. Ternyata, cicak  tersebut memberikan makanan dalam mulutnya itu kepada cicak yang terjepit.

Begitulah  seterusnya. Selama  beberapa  hari  pemuda itu selalu mengamati gerak-gerik cicak yang terjepit dan cicak yang selalu datang membawakan  makanan di mulutnya. Dan ia selalu ingin menangis, sebab terharu dengan kejadian yang dilihatnya itu.

Sungguh sebuah kisah yang menyentuh hati. Seekor cicak bisa memanifestasikan cinta dengan begitu indah, sehingga menciptakan keajaiban.
 
Bayangkan saja, bagaimana jika tak ada cicak yang datang setiap hari dengan mengantarkan  makanan, tentu cicak yang terjepit tadi akan mati.  Bisa mati karena lapar atau bisa mati karena putus asa. Tapi lihatlah, bagaimana cicak yang terjepit di ruang gelap selama bertahun-tahun dengan sebatang paku menancap di kakinya masih bisa hidup.

Cicak itu bertahan hidup karena cinta. Cinta yang tulus dari cicak yang tak pernah lelah memberinya makanan setiap hari.

Dengan memberi makan pada cicak yang terjepit di atas, maka kita bisa ambil 6 pelajaran yang sangat berharga, yakni: Pertama, Mencintai apa adanya. Kedua, Tidak mudah menyerah pada kesulitan. Ketiga, Selalu bersemangat menghadapi laju kehidupan. Keempat, Pemberian motivasi atau harapan positif pada kenaifan dan hal yang sulit. Kelima, Mencintai berdasarkan rasa welas asih. Keenam, buah manis yang didapat dari  sebuah kesabaran dan ketelatenan yang tulus.

Alangkah indah bila cinta sepasang cicak di atas benar-benar bisa kita terapkan pada orang yang kita cintai. Yang terjadi pastilah, terciptanya hubungan yang bersahaja, yang saling menguatkan satu sama lain, sehingga pondasi cinta tidak akan mudah roboh, walau didera cobaan dan ujian berat.

Dalam rumah tangga, kiranya kisah percintaan dua cicak di atas adalah resep paling manjur agar terhindar dari gonjang ganjing, yang ujung-ujungnya adalah pertengkaran, lantas perceraian. Tak ada penganiyayaan, tak ada perselingkuhan, tak ada penuntutan hak berlebihan. Yang ada adalah kelanggengan dan keabadian yang pada akhirnya akan mengantarkan hubungan percintaan mereka pada keajaiban cinta.

Saya bisa pastikan itu. Sebab, inti dari ketidakcocokan sepasang pecinta adalah tidak adanya rasa penerimaan apa adanya terhadap kondisi masing-masing pasangan. Kondisi tersebut bisa  mencakup banyak hal, khususnya yang menyangkut kelemahan atau kekurangan pasangan.

Memang sulit menerima kekurangan atau kelemahan  seseorang. Tapi, sulit bukan berarti mentok tidak bisa dilakukan. Kesulitan bisa dilawan dengan cinta. Cinta yang tulus, cinta yang penuh welas asih.***


Artikel Terkait:

0 comments :

Post a Comment