Dan kala
perjamuan telah berakhir/ Dia menghunus pedang dan kafanpun digelar-Nya/ itulah
takdir/ bagi ia yang meneguk anggur lama/ di musim panas bersama singa tua---sebuah
lenguhan monumental seorang Pemikir Kharismatik Abu al-Mugis Al-Husain ibnu
Mansur al-Baidhawi yang sering kita kenal sebagai al-Hallaj ketika mendekati
sebuah hukuman mati.
Lalu apa yang
dikumandangkan oleh Siti Zaenab, wanita asal Bangkalan yang kemudian
menyerahkan nyawanya di atas meja hukuman mati di Arab Saudi? Perjamuan dalam
kehidupannya berakhir setelah vonis yang ditanggung dirinya karena “menghabisi”
majikannya. Maut datang tanpa ampun. Maut berjibaku tanpa memanggil empunya,
sanak familinya, atau orang-orang sebangsanya. Singa tua menghajarnya di tengah
terik padang pasir yang begitu gersang.
Apa yang bisa
kita lakukan selain merintih, menuntut, memberikan belas sungkawa yang
sedalam-dalamnya? Apa yang bisa kita harapkan dari sebuah pemerintahan yang
sama sekali tak bertanggung jawab untuk rakyatnya sendiri? Vonis kadung
dijatuhkan. Eksekusi sudah kadung dilaksanakan. Hukuman apa yang bisa kita
sodorkan sebagai ancaman pada sebuah negeri yang dengan rela menghukum rakyat
kita tanpa memberi tahukan? Atau bangsa kita yang sibuk dengan dirinya sendiri
yang abai dan memang sengaja tak mengurusnya?
Lenguhan demi
lenguhan berdentang dari arwahnya yang kini telah terbang. Apakah ia
mencari-cari layaknya seorang anak manusia yang sedang mencari sanak familinya?
Atau dalam ketenangan yang sesungguhnya di alam sana, ia berusaha
berteriak-teriak layaknya Sutardji Calzoum Bachri: luka ngucap dalam badan/
kau telah membawaku ke atas bukit ke atas karang ke atas gunung/ ke
bintang-bintang/ lalat-lalat menggali perigi dalam dagingku/ untuk kuburmu
alina.
Jika bangsa
ini tetap berdiri di atas kakinya yang lemah di hadapan bangsa-bangsa lain. Maka
bersiap-siaplah para TKW dan TKI lain, khususnya yang punya masalah hukum di
luar negeri, akan memiliki nasib yang sama dengan Siti Zaenab. Yang terakhir, untukmu
Zaenab, semoga amal baikmu diterima di sisi-Nya dan semua keluargamu bisa
tabah dan sabar menerima musibah ini.***
Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg31jJdwIztSnxPBmH10KbRv9XFHKcUBSXQ20fd2DN-52FNqCk2A0Tb6j4hBBr-gutQCKOmuKniGbBZuRCcT0zGOtQxhwylMXCKxLxnK-qz2f0D_DDQ_UakEoT1v6KxMWLxZYeY6mKfEwIr/s1600/Poto+Siti+Zaenab.JPG
0 comments :
Post a Comment