Home » » Lenguhan Terakhir Seorang TKW Yang Dihukum Mati

Lenguhan Terakhir Seorang TKW Yang Dihukum Mati

Diposkan oleh damar pada Friday, April 17, 2015 | 10:36 PM


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg31jJdwIztSnxPBmH10KbRv9XFHKcUBSXQ20fd2DN-52FNqCk2A0Tb6j4hBBr-gutQCKOmuKniGbBZuRCcT0zGOtQxhwylMXCKxLxnK-qz2f0D_DDQ_UakEoT1v6KxMWLxZYeY6mKfEwIr/s1600/Poto+Siti+Zaenab.JPG 
Dan kala perjamuan telah berakhir/ Dia menghunus pedang dan kafanpun digelar-Nya/ itulah takdir/ bagi ia yang meneguk anggur lama/ di musim panas bersama singa tua---sebuah lenguhan monumental seorang Pemikir Kharismatik Abu al-Mugis Al-Husain ibnu Mansur al-Baidhawi yang sering kita kenal sebagai al-Hallaj ketika mendekati sebuah hukuman mati.
Lalu apa yang dikumandangkan oleh Siti Zaenab, wanita asal Bangkalan yang kemudian menyerahkan nyawanya di atas meja hukuman mati di Arab Saudi? Perjamuan dalam kehidupannya berakhir setelah vonis yang ditanggung dirinya karena “menghabisi” majikannya. Maut datang tanpa ampun. Maut berjibaku tanpa memanggil empunya, sanak familinya, atau orang-orang sebangsanya. Singa tua menghajarnya di tengah terik padang pasir yang begitu gersang.

Apa yang bisa kita lakukan selain merintih, menuntut, memberikan belas sungkawa yang sedalam-dalamnya? Apa yang bisa kita harapkan dari sebuah pemerintahan yang sama sekali tak bertanggung jawab untuk rakyatnya sendiri? Vonis kadung dijatuhkan. Eksekusi sudah kadung dilaksanakan. Hukuman apa yang bisa kita sodorkan sebagai ancaman pada sebuah negeri yang dengan rela menghukum rakyat kita tanpa memberi tahukan? Atau bangsa kita yang sibuk dengan dirinya sendiri yang abai dan memang sengaja tak mengurusnya?
Lenguhan demi lenguhan berdentang dari arwahnya yang kini telah terbang. Apakah ia mencari-cari layaknya seorang anak manusia yang sedang mencari sanak familinya? Atau dalam ketenangan yang sesungguhnya di alam sana, ia berusaha berteriak-teriak layaknya Sutardji Calzoum Bachri: luka ngucap dalam badan/ kau telah membawaku ke atas bukit ke atas karang ke atas gunung/ ke bintang-bintang/ lalat-lalat menggali perigi dalam dagingku/ untuk kuburmu alina.
Jika bangsa ini tetap berdiri di atas kakinya yang lemah di hadapan bangsa-bangsa lain. Maka bersiap-siaplah para TKW dan TKI lain, khususnya yang punya masalah hukum di luar negeri, akan memiliki nasib yang sama dengan Siti Zaenab. Yang terakhir, untukmu Zaenab, semoga amal baikmu diterima di sisi-Nya dan semua keluargamu bisa tabah dan sabar menerima musibah ini.***

Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg31jJdwIztSnxPBmH10KbRv9XFHKcUBSXQ20fd2DN-52FNqCk2A0Tb6j4hBBr-gutQCKOmuKniGbBZuRCcT0zGOtQxhwylMXCKxLxnK-qz2f0D_DDQ_UakEoT1v6KxMWLxZYeY6mKfEwIr/s1600/Poto+Siti+Zaenab.JPG


Artikel Terkait:

0 comments :

Post a Comment