Sumber Gambar: ediakhiles.blogspot.com |
Tanpa seorang Ibu, manusia tak akan menemukan arah tujuan dan tak akan menemukan tempat pulang yang menyenangkan. Buku ini berisi tentang pelajaran, pengakuan, dan bahkan keluh kesah tentang baiknya seorang ibu kepada anaknya.
Kisah Malin Kundang dalam cerita rakyat kita telah memberi cerminan, betapa seorang anak yang melupakan Ibunya bakal menjadi anak yang durhaka. Hidupnya di manapun tidak akan pernah bahagia.
Biarpun harta berlimpah ruah, kebahagiaan tetap tidak akan didapatkannya. Ibu adalah kamus dan kompas kehidupan manusia. Ibu adalah rujukan dari berbagai rujukan. Bila kita mengalami rasa sumpek, gelisah, sedih, dan sekian pengalaman negatif lainnya, maka rengkuhlah ibu kita. Mintalah do’a padanya. Niscaya segala persoalan kita akan segera selesai.
Ibu, kalau aku ikut ujian, lalu ditanya tentang pahlawan, namamu, ibu! yang akan kusebut paling dahulu, lantaran aku tahu, engkau ibu dan aku anakmu---demikianlah puisi berjudul Ibu yang ditulis oleh penyair Celurit Emas, D. Zawawi Imran.
Ibu adalah samudera dari segala samudera dalam kehidupan kita. Ibu adalah mega pahlawan dari sekian deretan pahlawan yang pernah kita pelajari di sekolah. Ibu…Ibu…ibu…. Ibu tentu tak sanggup kita definisikan.(Marlina)***
0 comments :
Post a Comment