Masyarakat Islam
saat ini belum sadar benar bahwa Islam diserang secara diam-diam melalui
politik identitas. Nabi Muhammad Saw. memang menjadi simbol Islam yang tak
tergantikan. Kecintaan umat Islam kepada Nabi, memunculkan fanatisme yang
sangat emosional. Akan tetapi sikap tersebut justeru menjadi lubang penetrasi
persoalan-persoalan untuk meruntuhkan Islam.
Itulah sebabnya,
orang-orang Islam perlu sedikit logika yang tidak linier ketika berhadapan
dengan “pelecehan” yang menggaungkan simbol-simbol agama. Orang-orang Islam
perlu juga berpikir subtantif, meskipun Islam dan Nabi Muhammad Saw.
dilecehkan, diolok-olok, bahkan diumpat sekalipun, tentu perilaku itu sama
sekali tidak mengurangi kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad dan Islam itu
sendiri.
Justeru nilai-nilai
buruk yang dilemparkan kepada Nabi Muhammad dan Islam itu akan kembaliu kepada
diri sang pengolok-olok itu. Menurut saya, orang Islam tidak perlu kemerungsung
marah-marah, bawa pentungan, bawa senjata tajam, memukuli orang lain atas nama membela
Allah, membela Nabi Muhammad, membela Islam. Sekali lagi ingin saya ingatkan,
meminjam bahasanya Gusdur, “Allah tak perlu dibela” lebih lanjut “Nabi Muhammad
Saw tak perlu dibela” lebih lanjut lagi “Islam tak perlu dibela”.
Artinya simbol-simbol
agama itu tak perlu dibela, namun nilai-nilainya direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Biarlah orang yang membenci Nabi, membenci Islam, bahkan membenci
Allah menginjak-injak atau melecehkan, sejatinya mereka sedang melecehkan diri
mereka sendiri.***
Sumber Gambar: www.indonesia.faithfreedom.org
0 comments :
Post a Comment