Sumber Gambar : www.wikipedia.org |
Sebagian ketua BEM datang dan sebagiannya lagi memutuskan tidak datang. Para mahasiswa yang datang ke istana banyak yang menuding sebagai “pelacur” intelektual atau pelacur demokrasi.
Sebabnya adalah mahasiswa adalah symbol dari kontrol demokrasi. Ketika perlawanan mahasiswa sudah bisa diatur sedemikian rupa oleh rezim kuasa, maka kejernihan intelektual, sebagai pemikir atau intelektual dibalik terbentuknya sebuah negara ideal sulit tercipta.Apakah itu mencerminkan sebuah negara yang sakit?
Sumber Gambar : www.ohnya.com |
Publik tentu memiliki penilaian yang beragam. Bisa jadi konfirmasi tersebut sebagai bagian dari apologi yang dinilai kurang bertanggung jawab. Peristiwa 20 Mei adalah peristiwa besar yang memakan korban.
Sementara daftar nama yang dituding publik sebagai pelacur intelektual sebagai berikut:
Sumber Gambar: invateam.blogspot.com |
Rony Setiawan (Ketua BEM UNJ)
Aa Habibi Baihaki (Ketua BEM Unpad)
Ahmad Khairudin (Ketua BEM Unila)
M Adzhar Afif (Ketua BEM IPB)
MP Garry (Ketua BEM ITB)
Satria Tiputra (Ketua BEM UGM)
Imron Ibnu Fajri (Ketua BEM ITS)Ketua BEM UIN Jakarta
Ketua BEM Atmajaya Jakarta
Pury (Ketua BEM Trisakti)
Ketua BEM ISIP Jakarta
Ketua BEM Unpar
Ketua BEM Unisba
Ketua BEM Unpas
Ketua BEM Upi
Ketua BEM Unikom
"Kami berbeda, kami dari KBM UBK menganggap kawan-kawan yang hadir dalam undangan Presiden Jokowi itu sebagai ‘pelacur intelektual’," ujar Juru Bicara KBM UBK, Santoso, di depan Istana Negara, Rabu (20/5/2015). (fiq)***
0 comments :
Post a Comment