Home » » Muda, Muslim, dan Mandiri (2)

Muda, Muslim, dan Mandiri (2)

Diposkan oleh damar pada Tuesday, May 26, 2015 | 8:39 PM

3 M
Sumber Gambar: Ustadzcandra
Oleh : Arya Damar Kembang

Tantangan Remaja Masa Kini

Zaman modern menuntut kita peka pada kondisi sosial masyarakat, kemajuan tehnologi informasi telah memberikan fasilitas secara bebas kepada setiap orang untuk mengakses sekian juta informasi dari seluruh dunia, mulai dari hal-hal positif sampai yang paling negatif. Suasana semacam ini harus disyukuri sekaligus diwaspadai, karena tak kurang dari 35 % remaja kita telah menyalahgunakan tehnologi informasi, membuka situs-situs porno dan semacamnya (Supandi, 2007).

Orang tua bertanggung jawab memberikan kontrol terhadap remaja kita saat ini, orang tua harus memperhatikan tontonan, bacaan maupun pergaulan anak kita. Sebab bila orang tua tidak mengarahkan mereka dengan baik, akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hadapan Tuhan, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

Kullukum Raa’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi

Artinya : Setiap orang diantara kamu memiliki tanggung jawab dan kelak akan ditanyakan tanggung jawab itu. (HR. Muslim)

Orang tua memiliki kewajiban penuh terhadap keselamatan anaknya dari berbagai terpaan budaya global yang masuk ke negara kita, pelan-pelan orang tua harus mencari cara agar anak-anaknya tetap kuat, memiliki benteng pertahanan iman yang mempuni.

Namun tidak dapat dipungkiri kalau pada saat yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dialami anak remajanya, baik secara fisik maupun psikis. Orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman di antara mereka.

Menjaga hubungan yang harmonis antara orangtua dengan anak-anaknya yang menginjak usia remaja merupakan salah satu kontrol dalam keluarga, keterbukaan, sharing, komunikasi demokratis  akan berdampak lebih baik.

Kehidupan di perkotaan sangat menggoda anak-anak muda masa kini mulai dari narkotika hingga kumpul kebo terjadi di kalangan mereka sehingga tak kurang dari 40% remaja kita telah memasuki gorong-gorong kehidupan “gelap” yang mengancam mereka. Kekuatan dalam melakukan perlawanan bukan hanya membutuhkan tempermental, melainkan suport dari keluarga sebagai upaya penyelamatan spiritual dan tauhid yang akan menjadi temeng bagi keberlangsungan keselamatan generasi muda kita (Misbah: 2007)
3 M
Sumber Gambar: Anneahira

Penyalahgunaan informasi dalam satu sisi menjadi masalah remaja, karena kita berharap remaja tetap menjadi tonggak estafet bangsa, cagak dalam kehidupan yang akan membawa bangsa pada suasana yang lebih harmonis, menyingkap bangsa dari kondisi sosial yang lemah menuju masyarakat kuat.

Atas dasar itulah Soekarno kemudian berteriak lantang “Berikan padaku sepuluh orang pemuda, saya akan memerdekakan bangsa ini”. Optimisme yang dibangun Soekarno menjadi tantangan dan insert semangat bagi remaja agar tidak terkontaminasi oleh berbagai arus globalisasi informasi.

Remaja yang sehat selalu memanfaatkan informasi sebagai jalan menuju kesuksesan abadi, yang dapat memberikan perkembangan bagi tercapainya khazanah ilmu pengetahuan mereka. Berbagai keluhan orang tua kita dengar berkaitan dengan anak remajanya, karena masa-masa remaja memang masih berada dalam masa labil yang berupaya mengenali dirinya, mereka masih dalam fase bertanya-tanya dan mencari-cari eksistensi dirinya.

Kadang mereka meluap-luap ingin memperlihatkan kepada khalayak bahwa dirinya adalah seorang yang kuat. Mereka menampakkan kecerdasannya agar mendapatkan pujian dan pengakuan. Begitu pula sebaliknya, bagi mereka yang memiliki skill dalam olah tubuh, mereka akan memanfaatkan dirinya sebagai orang yang dapat menyumbangkan kepada bangsa sebagai olah ragawan.

Ironisnya, ketika dijumpai remaja yang sedang kehilangan orientasi hidup, apalagi mereka yang terkena virus narkoba, mereka akan sangat sensitif dan akan tersisih secara sosial. Mereka juga ingin diakui sebagai orang yang “kuat” atau “berani” dengan cara negatif misalnya minum-minuman keras, mabok, memakai obat-obat terlarang, kebut-kebutan di jalan raya, sebab mereka tak punya kemampuan lain selain menampakkan dengan cara yang nakal.

Mereka bersikap psimis dan seolah-olah sudah tak punya masa depan yang cerah.
Bagi para remaja yang belum tersentuh virus-virus globalisasi ini setidaknya jangan coba-coba, hal itu akan memabuat ketagihan dan pada akhirnya akan kecanduan. Sudah jelas, Islam melarang hal yang demikian, Islam selalu menghendaki remaja kita menjadi remaja beriman yang dapat menghargai potensi dirinya dengan baik dan dapat berbuat yang bermanfaat terhadap masyarakat sekitarnya.

A.    Pubertas

Masa-masa pubertas merupakan masa-masa labil yang membuat para remaja penasaran pada apapun yang disaksikannya, baik secara audio maupun visual. Sinetron-sinetron remaja kita belakangan ini banyak menggambarkan fenomena remaja ibu kota, bagaimana cara mereka bergaul, merengkuh pengetahuan dan cara hidup mereka.

Adalah film Virgin  yang lumayan lugas menceritakan tentang tiga orang remaja yang hidup dalam kondisi glamouritas, mereka sering datang ke diskotek, mabok, merokok dan bergaul dengan lelaki-lelaki nakal hingga salah satu diantara mereka terdapat yang hamil tanpa laki-laki yang jelas.

Meskipun dua orang temannya bergaul dengan bebas, tokoh utama dalam film ini memberikan contoh positif kepada remaja masa kini, ia selalu berusaha mempertahankan keperawanannya hingga puncaknya tokoh utama berhadapan dengan om, seorang lelaki pengusaha yang memiliki banyak uang. Dengan segala ketakutan tokoh ini berterus terang bahwa dirinya masih virgin, akhirnya om ini tak menyetubuhinya karena berdasar pada simpati. Asyiknya terletak pada ending: tokoh utama dalam film ini menuliskan kisah hidupnya menjadi sebuah novel bagus yang dapat diapresisasi oleh pemuda yang lain.

Dapatkah remaja saat ini bertahan sebagaimana tokoh utama dalam film Virgin yang begitu lihai menutupi diri dari teman-temannya bahwa dirinya masih perawan? Dapatkan mereka mengelak dari minum-minuman keras, padahal lingkungan yang menciptanya (teman-temannya) sudah banyak tergoda oleh perbuatan dosa tersebut? Sunggguh bagi remaja-remaja yang tidak kuat menahan nafsu seksualnya, hendaknya menikah dengan baik agar dirinya termasuk orang yang dicintai oleh Allah dan Rasulullah.

Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda “Wahai pemuda-pemudi, bila kalian tidak mampu (menahan nafsu seksual), maka segeralah menikah….”  (HR. Muslim).

3 M
Sumber Gambar: Anneahira
Perintah tersebut merupakan salah satu anjuran langsung dari Sang Nabi teladan umat Islam di dunia ini. Bila dalam kondisi kritis dan nyaris jatuh di kubangan zina, menikah hukumnya menjadi wajib. Kehidupan remaja yang masih terkatung-katung, mencari identitas diri, setidaknya berupaya membangun benteng pertahanan yang kuat, utamanya benteng pertahanan spiritualitas yang kokoh.

Karena itu, selebihnya Dadang A. Fahmi (2007) mengungkapkan tiga tantangan yang harus disadari oleh para remaja, tantangan yang dapat berbahaya dan dapat menyeret mereka sebagai sasaran utama dalam rangka menghancurkan supremasi sebuah bangsa, yaitu :

1. Serangan budaya, seperti film, gaya hidup dan fashion

Menonton film bagi para remaja merupakan salah satu tradisi yang bagus dan harus dikembangkan, namun film-film yang ditonton harus disaring. Jauhkan para remaja dari film-film porno yang membuat mereka tercebur dalam jurang masa depan yang buram, karena tontonan yang demikian akan membuat mereka penasaran.

Filtralisasi budaya luar yang diselipkan lewat film-film porno memang bertujuan untuk mempengaruhi remaja kita, karena salah satu upaya negara luar, kaum orientalis mempengaruhi masyarakat muslim diantaranya adalah merusak kaum remajanya sebagai generasi penerus. Bila generasi penerus kita sudah lemah, imannya terombang ambing, secara otomatis masa depan budaya kita akan semakin buram.

Materialisme dan imperealisme banyak menyerang secara diam-diam pikiran kita melalui percampuran budaya kemudian mempengaruhi gaya hidup, cara bergaul, gaya makan, cara berpakaian, berpenampilan, akan semakin jauh dari aturan-aturan Islam. Image yang dibangun di kalangan remaja kita, apabila tak mengikuti trend yang dibangun mereka dikatakan sebagai remaja yang tidak gaul, ketinggalan zaman.

Bukankah image yang demikian memberikan pengaruh yang luar biasa bagi cara berpikir masayarakat?
Fashion/mode seolah-olah menjadi tuntutan bagi remaja. Dan bagi yang tidak berpenampilan menarik, tidak berpakaian nicis selalu tersisih dari kumpulannya. Remaja yang kuat, mereka tidak akan terpengaruh oleh kebiasaan yang kurang memberikan manfaat bagi mereka.

Remaja yang kuat adalah mereka yang tidak tergulung oleh arus zaman, mereka tetap akan berjalan menuju cahaya, meminjam bahasanya Chairil Anwar :

Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang.


Aku (lirik) rela tersisih dari komunitasnya hanya untuk mendekati cahaya., diisenangi atau dibenci adalah resiko yang harus dipilih, karena jalan hidup membutuhkan prinsip atau pilihan yang seharusnya dijalankan sekuat mungkin. Aku (lirik) sebagai binatang jalang  yang mendekati “kebenaran”,  rela meskipun sayapnya harus lepas, copot atau tersisih dari kumpulannya.

Remaja yang baik adalah remaja yang mampu memilih jalan hidup yang jauh dari kegelapan berpikir, bertindak dan segala perilaku dalam kehidupan. Remaja yang baik adalah mereka yang tegar dalam menghadapi seluruh tantangan kehidupan ini.

Seorang remaja bernama Joni, ia adalah anak dari seorang pengusaha, sekolah di luar kota kelahirannya : Yogyakarta. Joni dikasih mobil sebagai transportasi ke sekolah dan disewakan sebuah rumah kontrakan yang amat mewah. Setiap bulan Joni mendapat kiriman uang dua juta untuk segala kebutuhannya. Apa yang terjadi pada Joni? Ia merasa dimanjakan, sekolah hanya sekedarnya saja, uang dua juta ia habiskan untuk mabuk-mabukan, main perempuan hingga akhirnya Joni sering bolos sekolah.

Kekayaan yang tak dijaga dengan baik, kekayaan yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat membawa malapetaka bagi pemiliknya. Remaja kita yang hidup dalam ruang lingkup kekayaan bergelimang, hendaknya mengatur sedemikian rupa, dimanfaatkan pada hal-hal yang positif bagi masa depannya. Pelajarilah kisah-kisah orang terdahulu yang gagal dalam mencapai kehidupan karena kenakalan, pelajarilah keterpurukan mereka yang tidak kuat membentengi dirinya dalam gelapnya jalan hidup.
3 M
Sumber Gambar: kidsklik.com

Kenyataan selalu membuat hati kita bergidik dan detak jantung kita berdetak lamban, karena kenyataan hidup yang kita hadapi sangat ironis---tak ada masa depan, yang ada hanya masa silam—demikianlah kenangan Elena dalam film “Sineme Paradiso”, ia mengenang sebuah peristiwa yang mengubur kehidupannya dengan seorang lelaki sehingga dirinya menjadi seorang yang seolah-olah tak punya masa depan yang cerah. Islam memberikan jaminan pada remaja yang kuat, untuk mengemasi seluruh tubuh dan pikiran dengan ajaran-ajaran yang Islami, jauh dari fenoma glamouritas yang dapat menjerumuskan ke jurang yang curam
.
2. Menghancurkan pola pikir remaja

Begitu banyak kejadian telah kusaksikan tentang orang-orang yang sebetulnya bukan bajingan, lantas menjadi demikian, karena nasib buruk dan dipaksa keadaan—sebuah ungkapan Miletos abad ke-3 SM. Pandangan ini dapat dijadikan rujukan bagi remaja kita masa kini yang telah banyak terkontaminasi oleh berbagai pemikiran distruktif, cara berpikir yang semata-mata rasional, memanfaatkan kemampuan akal pikiran dengan menghilangkan kemampuan rasionalitas, akan sangat berbahaya.

Banyak siswa-siswi sekolah kita di Indonesia yang mendemo gurunya hanya karena beberapa faktor yang kadang kala kurang penting. Pemikiran-pemikiran liberal yang berbahaya juga banyak merasuki pikiran remaja kita sehingga mereka terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang anarkhis. Selain itu, media selalu mengekspos agresivitas yang menginspirasi lahirnya pemikiran-pemikiran baru yang dilematis.

Trend yang dikembangkan dalam pemikiran remaja masa kini adalah berpikir rasionalis, materialis, siapa yang punya uang, itulah yang menjadi gandengan. Bahkan orang tua mereka banyak yang kewalahan, pengaruh yang ditimbulkan berangkat dari kawan-kawannya yang lain di lingungan sekolah atau tempat bermain.

Berpikir arif dan agamis justeru lebih positif dari pada berpikir untuk bersenang-senang dan berfoya-foya sebagaimana tontonan mereka di televisi. Sajian-sajian yang berakibat pada pola pikir remaja kita ke depan seringkali berakibat fatal, media banyak menyajikan elitisme sehingga perkembangan para remaja menjadi instan. Jadikan remaja kita sebagai remaja yang tangguh, yang kuat dalam menghadapi seluruh tantangan kehidupannya.

Oleh karena itu, jauhkan mereka dari “polusi” berpikir, tanamkanlah akhlak mulia di benak mereka, agar cita-cita presiden Presiden Soekarno betul-betul terwujud dalam kenyataan bangsa Indonesia. Soekarno menginginkan remaja kita berpikir konstruktif, memiliki semangat juang yang kuat, tak lelah pada seluruh tantangan kehidupan. Memang menanamkan moral perjuangan amat sulit, karena arah kehidupan remaja kita telah dikendalikan oleh media.

Perubahan sosial berlaku secara paralel sebagaimana perubahan spiecies (Herbert Spencer, 1830), jika tubuh lambat laun beruba seiring bergulirnya waktu, maka realitas sosial juga mengalami pergeseran, nilai-nilai mengalami perkembangan atau penyusutan. Waktu berkembang secara dinamis, pemikiran manusia juga mengalami perkembangan, namun frekuensi spiritual mengalami penyusutan karena diterpa infeksi yang mencengkram hati manusia masa kini.

Seluruh lini agama telah dipenuhi oleh berbagai “kepentingan” dan tendensi yang tidak bersih, agama dipolitisir untuk mencapai kedudukan, sehingga orang-orang yang pada mulanya dapat dijadikan tauladan oleh para remaja, kini malah dihindari, remaja berjalan sendiri-sendiri sak karepe dewe (seenaknya sendiri) meskipun mereka berada di jalur yang “tidak benar”.

3. Bahaya sosial, kenakalan remaja, tawuran dan gangster.

Salah satu pertanda kalahnya remaja kita adalah timbulnya krisis sosial, keterlibatan mereka dengan kasus narkoba, free seks (kasus mojokerto, Jombang, Balikpapan, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta), tawuran yang terjadi di mana-mana: para remaja bergerombol, dengan cita-cita ingin menampakkan kemampuannya, ingin memperlihatkan bahwa dirinya adalah orang yang hebat. Perlu kita pahami, orang yang hebat itu bukan terletak pada kekuatan fisik untuk berkelahi, tetapi kekuatan berpikir, menampakkan skill ke publik bahwa diri kita adalah orang yang kuat dan cerdas.
3 m
Sumber Gambar: radarcirebon

Para penelusup asing yang ingin merusak remaja kita menggurita di tubuh bangsa ini, mereka menjual narkoba ke sekolah-sekolah. Pada mulanya diberi secara gratis, diiming-imingi uang yang banyak agar dapat mengedarkan ke teman-temannya. Berkaitan dengan ini, peran orang tua dan pihak keamanan harus bertanggung jawab agar kesehatan cara berpikir remaja dapat dikondisikan, kita membuat peran guru agama di sekolah agar tidak hanya mengajarkan agama secara formal, agar agama menjadi perilaku dalam masyarakat.

Tawuran di Jakarta dan Bogor yang menelan korban jiwa harus kita pertanggung jawabkan. Banyaknya gangster yang mengedepankan ego pribadi, seolah-olah hanya dirinya yang paling benar diantara para remaja yang lain, sehingga siapa yang punya keberanian berkelani, dialah yang paling hebat. Kita harus waspada, memilih tempat bergaul dan berkomunitas amatlah penting agar di belakang hari kita tidak menyesalinya.
 
B.    Mencari Jalan Keluar

Dari berbagai persoalan yang menimpa remaja kita, setidaknya terdapat jalan keluar yang diupayakan oleh mereka yang tersadarkan. Marilah kita simak, bagaimana sumpah serapah yang telah dibuat oleh beberapa remaja kita, sebuah kesepakatan untuk kembali ke jalan yang “benar”. Adapun sumpah itu diikrarkan untuk melawan segala hiruk pikuk kehidupan ini.

Fitria Furida Wati, Kelas 3 C 1 SMU PGII 1 Bandung, menyadari bahwa tantangan yang dihadapi para pelajar sekarang bukan penjajahan Belanda, tetapi di bidang akademis seperti bersaing untuk meraih prestasi cemerlang. Sumpah yang ia buat adalah sumpah yang dapat memotivasi para pelajar dalam belajar demi mengharumkan nama bangsa dan negara. Menurut Fitria sumpah ini harus diikrarkan para remaja masa kini

Sumpah Para Pelajar

Kami para pelajar bersumpah bahwa kami akan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kami para pelajar bersumpah bahwa kami akan belajar dengan sungguh-sungguh
Kami para pelajar bersumpah bahwa kami tidak akan tawuran
Kami para pelajar bersumpah bahwa kami tidak akan menggunakan narkoba
Kami para pelajar bersumpah bahwa kami tidak akan cepat putus asa

Sikap yang diambil Fitria merupakan semangat yang mandiri, bersumpah dengan sungguh-sungguh yang disaksikan publik, didasari dari hati nuraninya, sehingga kehidupan mereka dapat dijaga dengan baik. Setidaknya remaja-remaja yang lain punya tekad baik seperti fitria.

3 m
Sumber Gambar: kidsklik.com
Lima varian sumpah di atas amatlah sangat penting dilaksanakan oleh remaja kita mengingat suasana sosial para remaja sudah tidak memungkinkan lagi mendapat kontrol dari orang-orang terdekat mereka. Antara sekolah dan rumah, yang paling banyak mempengaruhi mereka adalah teman di mana mereka berkumpul, jika sumpah yang demikian kemudian diaplikasikan untuk menjaga diri sebagai pribadi yang baik akan menjadi salah satu solusi solutif bagi para remaja kita.

Sumpah selanjutnya, diikrarkan oleh Yuli Ekawati, 3 IPA 5 SMAN 9 Bandung. Yuli sadar dengan semakin matangnya usia bangsa Indonesia, seharusnya semakin matang pula kualitas SDM yang dimiliki. Namun, kenyataannya SDM di negara ini belum mampu menjawab tantangan era globalisasi. Ini terbukti dengan banyaknya pengangguran, kasus tindak kriminal dan berbagai penyimpangan yang terjadi di negeri ini.

Melihat kenyataan ini, menurut Yuli, sangat diperlukan sosok remaja masa kini yang bersemangat sama dengan para pemuda yang dulu berikrar dalam Sumpah Pemuda. Sebagai elemen yang tidak terpisahkan dari bangsa ini, Yuli bertekad untuk bersumpah:

Sumpah Para Remaja

Bersatu menggalang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Berpikir maju dan terbuka menghadapi tantangan dan kemajuan zaman.
Memegang teguh budaya demi terciptanya keamanan, keadilan dan kejujuran.
Dengan sumpah dan tekad yang tertanam dalam hati ini, saya berniat untuk memiliki kemampuan sebagai SDM yang mampu bersaing dalam kuatnya arus zaman, serta mampu menjawab tantangan era globalisasi.


Sumpah yang dikumandangkan Yuli merupakan semangat yang dialiri oleh sumpah pemuda yang terjadi pada tahun 1928, semangat nasionalisme untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi merdeka. Menurut KH. Abdurrahman Wahid (1995:205) Sumpah Pemuda memiliki kekuatan futuristik menafsir apa yang akan terjadi 30 tahun kemudian yakni terwujudnya nusantara menjadi satu bangsa dan satu bahasa Indonesia.

Jiwa Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas semangat pemuda yang menggebu-gebu. Buktinya, satu hari menjelang kemerdekaan, Soekarno diasingkan oleh para pemuda ke Renggas Dengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Embrio pemuda lahir mulai tahun 1908 yang dikomando oleh Boedi Oetomo yang berupaya mengkonsep lahirnya gerakan pemuda. Ketika itu gagasan demi gagasan pemuda sudah bergulir untuk melakukan pemberontakan dan berupaya memperjuangkan bangsa ini keluar dari kemelut penjajahan Belanda. Karena tantangan yang kita hadapi bukan penjajahan seperti Belanda, maka remaja kita harus cerdas menghadapi persaingan budaya yang absurd dan halus, memerangi persilangan budaya di era globalisasi ini.

Itulah barangkali yang membuat Daniel, Kelas 3-2 SMAK II BPK Penabur, amat gelisah dengan perkembangan masa kini. Menurut Daniel remaja sekarang harus Positive thinking, and think to the future yakni pelajar kita saat ini harus dapat berpikiran positif, dan mempunyai pengetahuan yang lebih tentang teknologi. “Teknologi negara kita sudah jatuh ter-tinggal dari negara-negara maju, saat ini para pelajar hanya bisa menggunakan produk-produk hasil perkembangan teknologi canggih negara lain. Seharusnya kita dapat mengembangkan teknologi dan menciptakan sesuatu yang berguna untuk orang banyak dari teknologi yang kita kembangkan” jelasnya.

Teknologi zaman sekarang sudah berkembang dengan pesat di negara-negara maju, sementara negara kita adalah sasaran perdagangan dari negara-negara yang berteknologi tinggi. Pelajar kita saat ini harus berjuang untuk tidak gagap teknologi. Seharusnya melalui sekolah kita dapat dikenalkan dengan informasi tentang teknologi-teknologi yang sedang berkembang, atau bahkan kita dapat diajarkan cara untuk mengoperasikannya yang lebih positif dan beretika.

Membaca sejarah masa lalu dan masa kini bangsa-bangsa di dunia penting untuk memberikan  energi lebih bagi kita. Sebab sejarah bukanlah sembarang deretan peristiwa tapi suatu proses yang dapat dimengerti, dikuasai oleh hukum-hukum objektif, yang hanya terpahami dengan hanya memandang sejarah sebagai suatu keseluruhan. Ia bukannya kemajuan yang “uniform”, tapi suatu proses yang dialektis.

Setiap perkembangannya dikarakterisasi oleh adanya pertentangan antara kekuatan dan baku lawan. Ia hanya merangkum kembali dalam suatu sintesis yang lebih tinggi di tingkat selanjutnya, namun demi menghimpun pertentangan-pertentangan baru (Antony Brewer, 1990).

Belajar dari peristiwa yang telah terjadi memberikan masukan bagi pertahanan psikologis remaja kita ke depan. Lebih dari itu, yang patut kita sadari bahwa menyembuhkan remaja kita yang “sakit” akan lebih sulit daripada membangun kembali tatanan dari awal.***


Artikel Terkait:

0 comments :

Post a Comment