Gila! Zaman ini memang sudah masuk zaman gila---kira-kira begitulah pesan Pujangga Jawa, Ronggowarsito. Bagaimana mungkin tidak dikatakan gila. Ada seorang perempuan yang menjual dirinya seharga Rp 80 juta/jam.
Bukan hanya si perempuan yang gila, tetapi para pelanggan yang merelakan uangnya 80 juta untuk gitu-gituan selama 15 menit paling lama. Tidak mungkin tentunya gitu-gituan satu jam, bukan?
Seorang germo online yang ditangkap polisi Metro Jaya, telah membeberkan modus yang telah dilakukannya dalam memasarkan perempuan kelas selebritis. Jika 80 juta/jam, maka melayani tamu selama 24 jam akan mendapatkan uang, 1, 920 Miliar.
Tentu harga 80 juta memang tidak ada artinya apa-apa bagi kepentingan-kepentingan kelas berat di Jakarta. Bisa jadi, seorang pembooking bukan untuk kepentingannya sendiri, akan tetapi untuk dijadikan sebagai gratifikasi kepada pejabat yang suka ngentup, kemudian proyek-proyek berharga triliyun itu bisa licin, selicin itunya (maksudnya itu apa ya? awas jangan ngeres lho ya?).
Belum kapok juga ternyata wanita-wanita berhidung uang ini, padahal sebelumnya telah beredar kasus seorang wanita dibunuh di kamar kosnya. Peristiwa itu, setidaknya menjadi pelajaran penting bagi semua bagian di negeri ini.
Ilustrasi peristiwa pelacuran dengan modus online ini sebenarnya telah digambarkan oleh penyair WS Rendra dalam puisinya yang berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta:
Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.
Sumber gambar: http://static.republika.co.id/uploads/images/inline/Amel1.jpg
Bukan hanya si perempuan yang gila, tetapi para pelanggan yang merelakan uangnya 80 juta untuk gitu-gituan selama 15 menit paling lama. Tidak mungkin tentunya gitu-gituan satu jam, bukan?
Seorang germo online yang ditangkap polisi Metro Jaya, telah membeberkan modus yang telah dilakukannya dalam memasarkan perempuan kelas selebritis. Jika 80 juta/jam, maka melayani tamu selama 24 jam akan mendapatkan uang, 1, 920 Miliar.
Tentu harga 80 juta memang tidak ada artinya apa-apa bagi kepentingan-kepentingan kelas berat di Jakarta. Bisa jadi, seorang pembooking bukan untuk kepentingannya sendiri, akan tetapi untuk dijadikan sebagai gratifikasi kepada pejabat yang suka ngentup, kemudian proyek-proyek berharga triliyun itu bisa licin, selicin itunya (maksudnya itu apa ya? awas jangan ngeres lho ya?).
Belum kapok juga ternyata wanita-wanita berhidung uang ini, padahal sebelumnya telah beredar kasus seorang wanita dibunuh di kamar kosnya. Peristiwa itu, setidaknya menjadi pelajaran penting bagi semua bagian di negeri ini.
Ilustrasi peristiwa pelacuran dengan modus online ini sebenarnya telah digambarkan oleh penyair WS Rendra dalam puisinya yang berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta:
Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.
Sumber gambar: http://static.republika.co.id/uploads/images/inline/Amel1.jpg
hohohaha
ReplyDeletedapat kosa kata baru: ngentup
ReplyDeletedapat kosa kata baru: ngentup
ReplyDeleteikut copas dari mas bos Edi Akhiles: dapat kosa kata baru: ngentup
ReplyDeletehahaha kosa kata baru : ngentup
ReplyDelete