Home » » Puisi-puisi Khairi Esa Anwar

Puisi-puisi Khairi Esa Anwar

Diposkan oleh damar pada Thursday, June 4, 2015 | 12:16 AM

jogja-surabaya
Sumber Gambar: pasardesa.net
Perjalanan Jogja-Surabaya
:kepada Nung Nur Rochmah

bagaimana aku bisa membayar rindu padamu?

karenanya aku cipta perjalanan agar kau paham
betapa besar cinta yang aku rasakan.

jarak tak mengajari lelah,
tetapi memenjarakan rindu tetap dewasa,
agar aku tak mudah tersesat di rindu yang lain.

2014

Kapal yang Berlabuh

dermaga yang jauh dari jarak,
telah mengenyam waktu untuk berlabuh
bersama rindu.

sedang aku masih mematung di teluk
dengan perihal percintaan kita yang entah.

kapal yang berlabuh melucuti rindu
di kalender Januari.

2014

Dia yang Datang

dia datang ketika aku gamang,
waktu hampir senja, memeluk dingin cuaca.

dia bergegas menyulam hari,
jumpalitan dari cerita
tak tersampaikan.

aku berkemas diri dari kemaslahatan
yang membuat hati karat.

2014

perempuan
Sumber Gambar: aliimg.com
Sajak Api

demi nyala api, yang membakar rindu.

ritual ini telah berakhir,
peradaban runtuh
karena keserakahan cinta.

demi api yang membakar ruh
aku izinkan menghanguskan kebiadaban
yang bersarang dalam hati.

demi nyala api dari bara, hanguskan hasrat
dalam dada.

2014

Kecemasan

perempuan yang disunting
telah membayar segala yang ada
ketika malam sampai di ranjang.

ia telanjang sampai dada
membiarkan lelaku mengapitnya
di runcing malam.

ketika ia rebah
rembulan mengunyah luka di dadanya.

2014

Kunang di Matamu

benua gelap di lentik matamu,
terpancar cahaya kunang yang hijrah
dengan nafas yang hampir rampung
dalam perjalanan abadi.

ketika ia kembali, menyibak benua
kesangsian hidup sebagai petapa waktu,
telaga diri menerobos kegelapan, untuk
bertahan dengan sorot sinar yang lain.

2014

Jalan Ziarah

hujan mengguyur kota
orang-orang berlalu lalang
dengan langkah semu
di antara mobil yang tergesa.

kota merangkak,
bangunan-bangunan setiap hari gairah
seperti tahun berlalu,
ketika senja mekar bersama kobaran luka.

di pinggir jalan dekat hotel berbintang
tempat kuburan tak tersentuh doa,
hanya raungan mesin.

Yogya, 2013

Cahaya Utara

langit yang pucat, melipat wajahmu.

cahaya berlesatan dari utara
seperti kilatan masa silam.

angin mengirim desah
ke kota-kota suci
di mana para rahib
-bersenandung doa.

Yogya, 2013

Kota Para Pemabuk

malam sehabis hujan,
kau ceritakan tentang kota para pemabuk
yang candu anggur.

mereka bergelimpangan
di sepanjang jalan, menenun nasib.

mereka menikmati kota
membayangkan waktu hampir pupus.

Yogya, 2013

Meja Perjamuan yang Kudus:bersama Yufida Awaliar Rahma

kau membuka percakapan tentang takdir
serta ritus rahib di pertapaan.

“adakah minuman yang memabukkan
agar aku temukan jerih rindu”
   
“yang ada hanya waktu terus berlesatan
di biara sebagai tawaf kebajikan”

aku mencecap sisa anggur di bibirmu,
botol-botol retas,
lantas kita melebur bersama hasrat rahasia
dari detak hati.

Yogya, 2013

Daun Kering I

daun yang menghijau di pekarangan rumahmu
—tampak lebat,
di antara daun-daun kering yang sering tanggal,
telah bersemayam dalam bumi,
baginya akan hina bila tak menunaskan yang baru
dan menggugurkan yang lama.
bagaimana dengan kau?

2013     

Daun Kering II

daun kering menyatu bersama bumi
menumbuhkan cerita yang tak pernah ditulis gugur
hingga tunas baru sempurna.

karena keguguran,
jasad daun, mesti menghijau, mengering
dalam kecupan musim, berganti searah cerita
metamorfosa kehidupan.

2013


Khairi Esa Anwar, lahir di Pulau Poteran, Talango, Sumenep, Madura. Alumnus Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar Sumenep. Kini bergiat di Pon-Pes Maulana Rumi Yogyakarta. Sebagian tulisannya juga pernah dimuat di media lokal dan nasional. Selain termaktub dalam antologi: Percakapan Sunyi (Ababil, 2011), Di Sebuah Surau Ada Mahar Untukmu (Tinta Media, 2011), Bulan di Atas Desa Poteran (IGB, 2013). 


Artikel Terkait:

0 comments :

Post a Comment