Sumber Gambar: pasardesa.net |
:kepada Nung Nur Rochmah
bagaimana aku bisa membayar rindu padamu?
karenanya aku cipta perjalanan agar kau paham
betapa besar cinta yang aku rasakan.
jarak tak mengajari lelah,
tetapi memenjarakan rindu tetap dewasa,
agar aku tak mudah tersesat di rindu yang lain.
2014
Kapal yang Berlabuh
dermaga yang jauh dari jarak,
telah mengenyam waktu untuk berlabuh
bersama rindu.
sedang aku masih mematung di teluk
dengan perihal percintaan kita yang entah.
kapal yang berlabuh melucuti rindu
di kalender Januari.
2014
Dia yang Datang
dia datang ketika aku gamang,
waktu hampir senja, memeluk dingin cuaca.
dia bergegas menyulam hari,
jumpalitan dari cerita
tak tersampaikan.
aku berkemas diri dari kemaslahatan
yang membuat hati karat.
2014
Sumber Gambar: aliimg.com |
demi nyala api, yang membakar rindu.
ritual ini telah berakhir,
peradaban runtuh
karena keserakahan cinta.
demi api yang membakar ruh
aku izinkan menghanguskan kebiadaban
yang bersarang dalam hati.
demi nyala api dari bara, hanguskan hasrat
dalam dada.
2014
Kecemasan
perempuan yang disunting
telah membayar segala yang ada
ketika malam sampai di ranjang.
ia telanjang sampai dada
membiarkan lelaku mengapitnya
di runcing malam.
ketika ia rebah
rembulan mengunyah luka di dadanya.
2014
Kunang di Matamu
benua gelap di lentik matamu,
terpancar cahaya kunang yang hijrah
dengan nafas yang hampir rampung
dalam perjalanan abadi.
ketika ia kembali, menyibak benua
kesangsian hidup sebagai petapa waktu,
telaga diri menerobos kegelapan, untuk
bertahan dengan sorot sinar yang lain.
2014
Jalan Ziarah
hujan mengguyur kota
orang-orang berlalu lalang
dengan langkah semu
di antara mobil yang tergesa.
kota merangkak,
bangunan-bangunan setiap hari gairah
seperti tahun berlalu,
ketika senja mekar bersama kobaran luka.
di pinggir jalan dekat hotel berbintang
tempat kuburan tak tersentuh doa,
hanya raungan mesin.
Yogya, 2013
Cahaya Utara
langit yang pucat, melipat wajahmu.
cahaya berlesatan dari utara
seperti kilatan masa silam.
angin mengirim desah
ke kota-kota suci
di mana para rahib
-bersenandung doa.
Yogya, 2013
Kota Para Pemabuk
malam sehabis hujan,
kau ceritakan tentang kota para pemabuk
yang candu anggur.
mereka bergelimpangan
di sepanjang jalan, menenun nasib.
mereka menikmati kota
membayangkan waktu hampir pupus.
Yogya, 2013
Meja Perjamuan yang Kudus:bersama Yufida Awaliar Rahma
kau membuka percakapan tentang takdir
serta ritus rahib di pertapaan.
“adakah minuman yang memabukkan
agar aku temukan jerih rindu”
“yang ada hanya waktu terus berlesatan
di biara sebagai tawaf kebajikan”
aku mencecap sisa anggur di bibirmu,
botol-botol retas,
lantas kita melebur bersama hasrat rahasia
dari detak hati.
Yogya, 2013
Daun Kering I
daun yang menghijau di pekarangan rumahmu
—tampak lebat,
di antara daun-daun kering yang sering tanggal,
telah bersemayam dalam bumi,
baginya akan hina bila tak menunaskan yang baru
dan menggugurkan yang lama.
bagaimana dengan kau?
2013
Daun Kering II
daun kering menyatu bersama bumi
menumbuhkan cerita yang tak pernah ditulis gugur
hingga tunas baru sempurna.
karena keguguran,
jasad daun, mesti menghijau, mengering
dalam kecupan musim, berganti searah cerita
metamorfosa kehidupan.
2013
0 comments :
Post a Comment